Mie Pangsit Gampong Keuramat Yang Kaya Kalsium
31 Oktober 2012
FokusAceh ~ BAGI anda penikmat mie tentu sudah tidak asing dengan olahan mie pangsit. Mie yang identik dengan kerupuk pangsit kriuk dan sayur sawinya ini sangat lezat dengan paduan kuah kental dan ayam tumis cincangnya.
Dengan tambahan kecap manis dan saus tomat, rasanya semakin nikmat, bagi penyuka pedas bisa juga menambahkan cabe rawit halus. Apalagi dinikmati ketika cuaca sedang hujan, paduan rasa gurih dan kuah panasnya bisa menghangatkan badan.
Namun di warung pangsit Pak De, di Jalan Teuladan, Gampong Keuramat, Banda Aceh ada “toping” yang berbeda. Di sini, semangkuk pangsit tidak hanya disajikan dengan potongan sayur dan ayam cincang saja, tetapi juga dengan ceker ayam yang kaya kalsium.
Di sini menu yang dijual hanya dua macam yaitu mie bakso dan mie pangsit ceker. Dari dua jenis makanan ini yang paling digemari adalah mie pangsit ceker. Tekstur mienya juga sangat lembut sehingga memberikan sensasi tersendiri saat dikunyah.
Supriadi, pria berusia 52 tahun yang biasa disapa Pak De ini mengaku pertama kali menjual mie pangsit ceker di kampung halamannya, Jawa Timur. Di sana menu dengan olahan ceker sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Setelah menuai sukses di sana ia akhirnya berekspansi ke Aceh.
“Banyak masyarakat yang senang dengan pangsit ceker ini, sehari saja tak buka mereka bertanya kenapa,” ujar Pak De kepada The Atjeh Post, Senin, 29 Oktober 2012.
Sebelum disajikan bersama mie pangsit, ceker biasanya direbus sampai empuk. Sehingga saat disantap menambah kenikmatan tersendiri. Di warung Pak De, mie pangsit ceker biasanya disajikan dengan minuman seperti sirop atau teh dingin.
Soal harga tak perlu pusing, karena semangkok mie pangsit ceker hanya dihargai Rp 7 ribu. Untuk minumannya hanya berkisar Rp 3 ribu. Makanan tersebut sengaja dihargai tidak terlalu mahal, agar terjangkau oleh anak sekolahan yang umumnya berkantong pas-pasan.
“Murah meriah saja, yang penting banyak penikmatnya. Ketika hari hujan, banyak penikmat yang datang. Sampai terkadang tak ada lagi tempat duduk bagi yang telat datang,” ujarnya.
Dengan tambahan kecap manis dan saus tomat, rasanya semakin nikmat, bagi penyuka pedas bisa juga menambahkan cabe rawit halus. Apalagi dinikmati ketika cuaca sedang hujan, paduan rasa gurih dan kuah panasnya bisa menghangatkan badan.
Namun di warung pangsit Pak De, di Jalan Teuladan, Gampong Keuramat, Banda Aceh ada “toping” yang berbeda. Di sini, semangkuk pangsit tidak hanya disajikan dengan potongan sayur dan ayam cincang saja, tetapi juga dengan ceker ayam yang kaya kalsium.
Di sini menu yang dijual hanya dua macam yaitu mie bakso dan mie pangsit ceker. Dari dua jenis makanan ini yang paling digemari adalah mie pangsit ceker. Tekstur mienya juga sangat lembut sehingga memberikan sensasi tersendiri saat dikunyah.
Supriadi, pria berusia 52 tahun yang biasa disapa Pak De ini mengaku pertama kali menjual mie pangsit ceker di kampung halamannya, Jawa Timur. Di sana menu dengan olahan ceker sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Setelah menuai sukses di sana ia akhirnya berekspansi ke Aceh.
“Banyak masyarakat yang senang dengan pangsit ceker ini, sehari saja tak buka mereka bertanya kenapa,” ujar Pak De kepada The Atjeh Post, Senin, 29 Oktober 2012.
Sebelum disajikan bersama mie pangsit, ceker biasanya direbus sampai empuk. Sehingga saat disantap menambah kenikmatan tersendiri. Di warung Pak De, mie pangsit ceker biasanya disajikan dengan minuman seperti sirop atau teh dingin.
Soal harga tak perlu pusing, karena semangkok mie pangsit ceker hanya dihargai Rp 7 ribu. Untuk minumannya hanya berkisar Rp 3 ribu. Makanan tersebut sengaja dihargai tidak terlalu mahal, agar terjangkau oleh anak sekolahan yang umumnya berkantong pas-pasan.
“Murah meriah saja, yang penting banyak penikmatnya. Ketika hari hujan, banyak penikmat yang datang. Sampai terkadang tak ada lagi tempat duduk bagi yang telat datang,” ujarnya.