Ini Dia Proyek Pembangkit Listrik Terbesar di Aceh!

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan, yang berkapasitas 88 Mega Watt (MW), akan menjadi pembangkit listrik terbesar di Aceh. Hingga saat ini, PT PLN (Persero), masih berusaha merealisasikan proyek tersebut.

“Proyek ini memanfaatkan energi baru terbarukan,” kata Manager Senior Public Relations PT PLN, Agung Murdifi melalui keterangan resminya, Ahad (1/5/2016).

Proyek pembangunan PLTA Peusangan, menurutnya, telah mencapai 56,7 persen. Sedangkan pembangunan jaringan distribusi itu telah selesai 100 persen.

“Hanya saja, PLN masih mengalami kendala dalam pembebasan lahan. Hingga Maret tercatat, dari total 246 hektare lahan yang diperlukan, baru 209 hektare yang berhasil dibebaskan”, terangnya.

Agung menambahkan, kendala ini menyangkut sengketa kepemilikan tanah. Permasalahan ini tak kunjung selesai dan penetapan harga tanah oleh apraisal pun baru selesai pada Juni 2015.

“Pembebasan lahan ini menjadi satu titik yang menghambat pembangunan pembangkit dan transmisi secara keseluruhan,” tegas Agung.

PLN berharap peran serta seluruh pemangku kepentingan terkait, membantu persoalan ini.

PLN mengklaim optimis dengan bantuan Perpres Nomor 4 tahun 2016 terkait percepatan infrastuktur kelistrikan, semua persoalan bakal teratasi.


Direncanakan Beroperasi 2016 (sumber tempo.co)

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) segera membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di sungai Peusangan, Aceh Tengah, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan sumber dana pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA).Dengan PLTA Peusangan unit 1 dan unit 2 dengan kapasitas 2 x 22,1 Megawatt dan 2 x 21,1 MW ini, PLN akan mendapatkan energi listrik sekitar 323 GWh per tahun. PLTA Peusangan ini direncanakan beroperasi pada 2016 mendatang. 

Direktur Utama PLN Nur Pamudji menyatakan, meskipun proyek PLTA Peusangan ini memiliki kapasitas daya tergolong kecil dengan panjang jaringan transmisi yang relatif pendek bila dibanding dengan proyek lain yang sejenis di pulau Sumatera, Kalimantan atau Sulawesi, namun sangat besar artinya bagi Aceh dan penduduk Aceh. 

"Proyek ini sebagai kepedulian PLN kepada Aceh. Juga menunjukan perhatian PLN terhadap pembangunan di Aceh," kata Nur dalam rilis yang diterima Tempo, Rabu 13 Februari 2013. 

Kerja sama pembangunan Jaringan Transmisi 150 kV dan Gardu Induk untuk PLTA Peusangan ini telah dilakukan Nur Pamudji bersama wakil Joint Venture of PT Balfour Beatty Sakti Indonesia - PT Karunia, Erick Purwanto, di kantor pusat PLN, Rabu 13 Februari 2013. 
Energi listrik yang dihasilkan dari PLTA Peusangan ini akan dialirkan ke Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sumatera Utara dan Aceh melalui Gardu Induk (GI) Takengon dan GI Bireun. Dalam pelaksanaannya, proyek PLTA Peusangan ini akan dibagi dalam beberapa paket pekerjaan (Lot), yaitu Pekerjaan Civil, Pekerjaan Metal, Pekerjaan Elektromekanikal, Pekerjaan Jaringan Transmisi 150 kV dan Gardu Induk. 



Selanjutnya, Nur menjelaskan PLN akan membangun jaringan transmisi di wilayah selatan, utara, dan timur Aceh termasuk bagian tengah Aceh. PLN akan mengelilingi kota-kota di Aceh dengan jaringan transmisi. Sehingga PLN dapat memasok listrik ke Aceh secara handal dan efisien. "Saya menaruh perhatian besar terhadap proyek ini karena ini proyek strategis untuk Aceh dan Sumatera Utara," kata Nur Pamudji. 

Pekerjaan jaringan transmisi dan Gardu Induk ini rencananya akan diselesaikan dalam waktu 30 bulan. Beberapa pekerjaan tersebut meliputi transmisi 150 kV Peusangan - Bireun sepanjang 64 km, transmisi 150 kV Peusangan - Takengon sepanjang 14 km, perluasan Gardu Induk Bireun, dan pembangunan baru Gardu Induk Takengon. "Semoga sebelum 30 bulan kita sudah bisa menyelesaikan proyek ini karena sangat penting bagi PLN. Dan supaya pembangkit listrik (PLTA) yang mungkin selesai dalam 2 tahun ini siap mengalirkan listriknya ke Banda Aceh," ungkap Managing Director PT Balfour Beatyy Sakti Indonesia, Erick Purwanto. 

Sebelumnya, PLN juga telah melakukan kesepakatan kontrak pekerjaan metal (metal work) PLTA Peusangan dengan Joint Operation Wika-Amarta pada 13 Februari 2012. Pekerjaan metal tersebut dibutuhkan untuk menyinkronkan pekerjaan metal dengan pekerjaan lainnya seperti pekerjaan civil dan elektromekanikal agar didapatkan kualitas yang lebih baik. Pekerjaan ini sendiri meliputi mengerjakan pintu air, penstock, serta beberapa pekerjaan lainnya. (tempo)

2014, Berita baru dari tribunnews, katanya rampung 2017 (tertunda lagi deh)

REDELONG - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan yang sudah dikerjakan 35 persen sampai Agustus 2014, direncanakan akan rampung pada April 2017. Proyek yang menghabiskan dana 217,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,5 triliun, pinjaman Japan International Coorperation Agency (JICA) akan berkapasitas 88 megawatt (MW).

Manager UPK PLTA Peusangan 1 dan 2, Oktavianus Duha yang ditemui Serambi di sela-sela pembagian perlengkapan sekolah untuk beberapa murid SD di Kecamatan Silih Nara, Bener Meriah, Selasa (19/8) menyatakan pembangunan proyek terus dipacu. “Harapan kami, proyek ini bisa selesai sesuai dengan target pada tahun 2017 mendatang,” katanya.

Disebutkan, untuk pembangunan proyek PLTA Peusangan 1 dan 2 secara keseluruhan sudah mencapai dalam kisaran 35 persen, sedangkan untuk pekerjaan sipil sudah mencapai 45 persen. Dia mengakui, dalam pelaksanaan pembangunan proyek PLTA, pihaknya masih menemui banyak kendala di lapangan.

Namun, sebutnya, melalui pendekatan dengan semua elemen masyakarat, kendala yang dihadapi selama ini akan dapat diselesaikan. “Kami terus berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, karena, dalam pelaksanaan proyek PLTA Peusangan, dukungan masyarakat menjadi sangat penting,” terangnya.

Sementara itu, untuk pembangunan proyek tersebut, pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melibatkan sejumlah perusahaan nasional maupun asing. Berdasarkan data yang dihimpun Serambi, dalam pelaksanaannya, proyek ini dibagi dalam beberapa paket pekerjaan (Lot), yaitu pekerjaan sipil, metal, elektromekanikal, jaringan transmisi 150 kV dan gardu induk.

Untuk pekerjaan sipil dikerjakan oleh konsorsium Hyundai-PP, metal dikerjakan oleh joint operation Wika Amarta, jaringan transmisi 150 kV dan gardu induk dikerjakan konsorsium PT Balfour Beatty Sakti dan PT Karunia Berca. Serta pekerjaan elektromekanikal dikerjakan oleh Andritz Hydro GmbH. (berita tribunnews)

Maverick Unemployed, but i am happy

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel