Labi Labi, Transportasi Umum Unik di Aceh Bertahan Di antara Transkutaraja dan Ojek Online

Mendengar namanya, Anda mungkin mengira labi-labi ini adalah hewan yang bergerak lambat yang masih satu famili dengan penyu cangkang keras. Bukan, tapi Labi-labi yang dimaksud adalah angkutan umum yang unik dengan ciri khas penjemputan di Serambi Mekah (Aceh).

Jika anda merupakan generasi kelahiran di bawah 2000-an, saya rasa bagi orang Aceh sudah tidak asing dengan yang namanya labi-labi. Labi-labi merupakan aceh yang berasal dari mobil Suzuky Carry yang dimodif.




Labi-Labi awalnya dikenal dan dioperasikan sekitar awal tahun 1980-an, ketika mereka menggunakan mobil kecil dengan mesin 500 cc berkapasitas 11 penumpang. Namun, pada pertengahan tahun 1980-an, pengangkutan penyu ini mulai trend menggunakan mobil jenis Hijet-55 dengan kapasitas mesin 550 cc dengan bentuk lebih besar dan daya angkut penumpang, yakni sebanyak 14 orang. Di era selanjutnya, transportasi Labi-labi mulai menggunakan mobil Hijet 1000 dengan mesin 1000 cc yang mampu menampung 16 penumpang.

Pengemudi dan penumpang dalam kendaraan ini dibatasi oleh kaca belakang pengemudi, jika penumpang ingin turun, jangan sekali-kali mengatakan "minggir bang" atau "kiri bang" seperti di kota-kota lain di Indonesia. Namun penumpang cukup menekan tombol bel di dekat pintu belakang maka pengemudi akan menghentikan mobil. Atau jika ada kenetnya, kita bisa lapor ke kenek dan nanti si kenek akan beri tanda kepada supir.

Keberadaannya Saat ini semakin berkurang akibat maraknya kemudahan untuk membeli kendaraan secara kredit maupun karena digratiskan nya moda transportasi umum dari pemerintah yaitu transkutaraja. Selain itu merebaknya transportasi online semakin merusak pasar labi-labi. Namun sampai saat ini labi-labi dengan marvel yang biasanya belum dijangkau oleh transportasi transfer aja ataupun go-jek dan Grab.


Maverick Unemployed, but i am happy

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel