Program Wisata Edukasi Bertemakan Kebencanaan di Desa Nusa Aceh
Pengembangan desa wisata terus dilakukan di berbagai daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, memberdayakan masyarakat, dan menjadikan daerah tersebut lebih dikenal wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Salah satunya yang dilakukan masyarakat di Desa Nusa, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
Desa Nusa merupakan salah satu gampong di Aceh yang telah mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Berbagai potensi yang ada di desa tersebut kemudian dikembangkan menjadi daya tarik dan daya tarik bagi wisatawan.
“Ini tren baru pariwisata kita, yaitu pariwisata berbasis masyarakat, pariwisata yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, dan membuka peluang pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Dinas Pariwisata dan Kreatif. Badan Ekonomi, Sandiaga Salahuddin Uno.
Dengan segala upaya untuk memaksimalkan potensi yang ada, Desa Nusa Wisata berhasil meraih juara pertama Indonesian Tourism Village Award 2021 untuk kategori homestay.
Bukan hal yang mudah untuk mengubah Desa Nusa menjadi desa wisata. Mengingat kawasan ini merupakan salah satu wilayah yang mengalami kerusakan paling parah saat tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 silam.Rubama, pengelola Desa Wisata Nusa, mengatakan bahwa ia dan kelompok perempuan Komunitas Kreasi Nusa pada awalnya mengelola sampah dan berkembang menjadi gerakan berbasis sampah masyarakat. Komunitas ini menuai berkah dari pengumpulan sampah dan bangkit dari keterpurukan pasca tsunami yang melanda.
“Sebenarnya kami bangkit dari tsunami 2004 yang tidak bisa tinggal diam meski dihantam bencana yang dahsyat. Akhirnya pelan-pelan kami bangun. Saat itu yang kami lakukan adalah mengembangkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kami mengelola sampah karena masalah pascatsunami. Selain rekonstruksi yang sedang berlangsung, ada masalah terbesar salah satunya adalah sampah,” kata Rubama kepada Kumparan.com.
Meski jalannya tidak mudah dan menemui banyak kendala, Rubama akhirnya membuktikan bahwa Gampong Nusa bisa dikembangkan menjadi desa wisata dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
“Desa wisata ini luar biasa, karena memiliki daya tarik wisata alam yang menarik, dengan keindahan Bukit Barisan. Namun selain potensi alam dan seni budaya, desa ini memiliki potensi yang besar untuk pengembangan wisata edukasi tentang kebencanaan,” ujar Menparekraf.
Bencana dapat menjadi salah satu program wisata edukasi di Desa Nusa dimana pengunjung dapat belajar dan memahami tentang bencana di daerah tersebut. Ditambah dengan kearifan lokal masyarakat juga dapat menjadi nilai tambah dalam pembelajaran yang diberikan kepada wisatawan.
Terkait pendidikan kebencanaan, Menparekraf akan merancang program wisata edukasi bertema kebencanaan dengan menggandeng BMKG, lembaga pendidikan, dan Rinkai Disaster Prevention Park Jepang.
“Dari 50 desa wisata yang masuk dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia, ini desa pertama yang kami luncurkan untuk mempromosikan wisata edukasi tentang pemahaman bencana. Dan Aceh punya sejarah tsunami 2004. Kami ingin belajar dari apa yang terjadi. dan kearifan lokal yang bisa kita didik. Khususnya bagi siswa,” ujarnya.
Aktivitas wisata di Desa Nusa
Mengunjungi Desa Nusa, wisatawan akan disambut dengan pemandangan yang menyegarkan mata berupa hamparan sawah dan sungai dengan latar belakang Bukit Barisan. Kegiatan seru yang bisa dilakukan antara lain mengikuti kelas memasak, bermain permainan tradisional, memancing, mencicipi masakan daerah, berkemah, dan mengikuti program paket pengelolaan sampah.
Desa Nusa juga memiliki potensi seni dan budaya dengan menampilkan seni tari Seudati, tari Rapai gulung, tari Ranup Lampuan, dan tari Ratoh Duek. Nuansa budaya juga dapat terlihat melalui atraksi hari meugang dan berbagai atraksi tradisional.
Masyarakat desa juga berpartisipasi dalam penciptaan produk ekonomi kreatif. Salah satu produk kulinernya yang unik adalah pembuatan keripik oen temuru yang terbuat dari daun kari, bahan yang biasa digunakan dalam masakan ayam tangkap. Ada juga sambal beulangon, keripik pisang, kembang goyang, madu, kue seupet, kekarah, keripik melinjo, dan timphan asoe kaya.
Dari sub sektor kerajinan, masyarakat desa mengolah sampah menjadi berbagai benda dan kerajinan yang bermanfaat seperti kotak tisu, tempat pensil, bunga dan vas bunga, hingga berbagai hiasan rumah, keranjang, tas, topi, dan pengolahan kelapa.
Desa wisata yang memenangkan kategori homestay ini tentunya memiliki penginapan yang menarik. Terdapat 45 penginapan yang sebagian besar berupa rumah panggung kayu tradisional dengan sentuhan warna-warni.
sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/01/27/desa-nusa-aceh-kembangkan-program-wisata-edukasi-bertemakan-kebencanaan